ZAINAB BINTI JAHSY (Ummul Mukminin ketujuh)

Nabi saw. Menikahinya sedang ia janda. Ia adalah puteri bibi rasul saw. Sebulumnya ia adalah isteri zaid bin haritsah. Kemudian ia diceraikan oleh suaminya,lalu rasul menikah dangan dia,untuk suatu hikmah yang tidak terungguli oleh hikmah terkandung dalam perkawinan beliau dengan siapa pundari isteri-isteri beliau lainnya, yaitu hikmah “bid’ah” adopsi”(bid’ah mengambil anak orang lain sebagai anak angkat dan mengakuinya sebagai anak kandung sendiri); hikmah tersebut telah kami bicarakan pada bab “hikmah dari segi pensyariatan”.
Di sini setengah orang yang mengandung maksud-maksud jahat dan dengki terhadap islam dan terhadap nabi islam, dari golongan orientalis yang penuh tipu daya, serta ekor-ekor mereka yang tersesat, sangat berkenan dalam hati mereka untuk menjadikan dari kisah perkawinan nabi saw. Dengan zainab itu bahan untuk menyerang pribadi nabi yang suci dan bersih saw. Dan menulis cerita itu hal-hal yang menimbulkan kecurigaan dalam hati orang, dan kepalsuan, karena memang terdapatnya riwayat-riwayat israiliat pada beberapa kitab tafsir.
Mereka mengatakan, dan alangkah jahat apa yang mereka kataka, bahawasanya nabi saw. Singgah di rumah zaid, sedang ia tidak ada di rumah. Nabi melihat zainab, dan jatuh cinta kepadanya. Beliau mengucapkan; “subhana muqallibil-qulub” (maha suci allah, tuhan yang mengubah hati) zainab mendengar ucapan nabi itu.ketika zaid datang, zainab memberitahu kepadanya, apa yang ia dengar dari rasul saw. Zaid mengetahui (dari ucapan itu) bahawa nabi menaruh cinta kepada zainab, lalu ia mendatangi beliau, hendak menceraikan isterinya. Nabi berkata kepada zaid: “tahanlah isterimu”, padahal hati beliau lain dari apa yang beliau ucapkan. Tetapi zaid menceraikan isterinya untuk nabi saw.
Ibnul arabi berkata dalam tafsirnya:”ahkamul-qur’an”, menyanggah dakwaan yang menanggung dosa itu:”dakwaan mereka bahawasanya nabi saw. Melihat zainab, lalu jatuh cinta kepadanya, adalah batil, tidak benar, sebab beliau selalu bersama zainab di setiap waktu dan tempat, sebab pada waktu itu masih belum disyariatkan Hijab. Bagaimanakah, sedang zainab hidup dna tumbuh bersama nabi dan begitu pula nabi bersama dia, dan melihatnya setiap saat. Dan nabi tidak pernah jatuh cinta terhadap zainab padahal sebelum zainab ia pernah menyerahkan dirinya kepada nabi. Bagaimana cinta nabi itu dapat timbul? Padahal sebelumnya samasekali tidak menaruh cinta kepadanya. Jauh sekali hati yang suci untuk berhubung dangan perbuatan yang kotor.
Melihat dengan sepintas lalu sahaja kepada sejarah dan posisi zainab dalam perkawinannya dengan zaid, membuat kita percaya bahawa hubungan yang buruk antara zaid dan zainab bersumber pada perbedaan kedudukan sosial antara kedua suami-isteri itu. Zainab adalah dari keturunan bangsawan, sedang zaid semula adalah seorang hamba sahaya. Allah saw berkehendak menguji zainab dengan dikawinkannya dengan zaid, untuk menghancurkan prinsip kefanatikan kesukuan, dan kebangsawanan jahiliah; sedang islam menjadikan kemuliaan itu pada agama dan ketakwaan. Ketika rasullah saw mengajukan kepada zainab idea kawin dengan zaid, zainab menolak dan enggan, karena membanggakan dirinya dan kebangsawanannya.

0 comments:


 

Copyright 2006| Blogger Templates by GeckoandFly modified and converted to Blogger Beta by Blogcrowds.
No part of the content or the blog may be reproduced without prior written permission.